Ade Indarta tentang menjadi seorang penerjemah

15/04/2011

Mengoordinasi Proyek Terjemahan (Bagian Pertama)

Filed under: Uncategorized — Tag: , — Ade @ 12:15

Semakin berpengalaman penerjemah, semakin baik kualitas terjemahannya, akan semakin banyak pula proyek yang masuk. Pada tahap ini penerjemah akan dihadapkan pada dua pilihan demi menjaga kualitas terjemahannya: pilihan pertama menaikkan tarif sehingga dapat menyaring proyek yang masuk, menghasilkan terjemahan yang berkualitas sama, dan tetap mendapat penghasilan yang senilai (atau bahkan lebih); pilihan yang lain meminta bantuan penerjemah lain untuk mengerjakan sebuah proyek bersama-sama. Dalam hal yang kedua ini, sifat kerja penerjemahan akan menjadi berbeda. Kerja individu penerjemah akan menjadi kerja tim. Akan ada banyak hal yang harus diperhatikan, disiapkan, dan dilakukan oleh penerjemah yang mengoordinasi tim penerjemah agar proyek dapat diselesaikan sesuai harapan:

Yang harus diperhatikan

Masalah Legal
Penerjemah yang akan melibatkan penerjemah lain dalam proyeknya harus memastikan bahwa kontrak dengan klien tidak memuat larangan untuk mengalihdayakan proyek tersebut. Tidak semua klien akan membiarkan penerjemahnya begitu saja membagikan pekerjaan kepada orang lain. Yang menjadi kekhawatiran klien terhadap praktik ini biasanya adalah masalah kualitas dan kerahasiaan. Biasanya ini akan diatur secara gamblang di dalam kontrak.

Masalah Etika
Meskipun kontrak dengan klien tidak memuat secara eksplisit bahwa kita tidak diperbolehkan untuk mengalihdayakan pekerjaan, kita harus memastikan bahwa kita tidak melanggar etika profesi. Jika mengacu pada kode etik HPI misalnya, penerjemah bertanggung jawab untuk menjaga standar kinerja yang tinggi dan memberikan hasil yang terbaik. Apabila dengan mengalihdayakan kita tidak yakin akan bisa memenuhi standar dan hasil yang diharapkan oleh klien, maka tidak seharusnya kita melanjutkan niat ini.

Yang harus disiapkan

Sumber Daya
Sebelum mulai, kita harus mempunyai daftar penerjemah yang bisa bekerja dengan kita. Dengan mengumpulkan penerjemah dalam sebuah basis data, kita tidak perlu lagi disibukkan mencari sumber daya baru setiap kali ada proyek. Basis data hendaknya mencakup informasi penting seperti spesialisasi, produktivitas, kualitas, dan jadwal kerja penerjemah. Pemilihan penerjemah menentukan keberhasilan proyek-proyek yang akan datang. Penerjemah yang berkualitas akan memudahkan kita mengontrol hasil terjemahan dan penyelesaian proyek. Kiat memilih penerjemah bisa dilihat di sini.

Proses
Bekerja dengan penerjemah lain tentu akan berbeda dari menerjemahkan sendiri. Kita tidak bisa sekadar mengikuti suasana hati sendiri. Semua pihak yang terlibat harus mengetahui dan menyepakati proses yang akan dilakukan bersama. Yang bisa diatur terlebih dahulu misalnya kapan proyek akan dimulai, siapa yang akan menerjemahkan, kapan harus menyerahkan terjemahan, siapa yang akan menyunting, siapa yang akan menjawab pertanyaan, siapa yang akan mengambil keputusan jika ada perbedaan pendapat, siapa yang akan berkomunikasi dengan klien, apa yang harus dilakukan jika salah satu penerjemah berhalangan, dan sebagainya.

Paket Kerja
Untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kualitas terjemahan, setiap akan memulai proyek, hendaknya koordinator menyiapkan paket kerja yang akan dibagikan kepada semua pihak yang terlibat. Yang bisa disertakan dalam paket ini antara lain berkas-berkas kerja seperti berkas teks sumber, memori terjemahan, berkas-berkas referensi seperti glosarium, instruksi dari klien, panduan gaya, informasi tambahan tentang konteks, formulir standar untuk mengajukan pertanyaan, dan sebagainya. Koordinator juga perlu memeriksa tiap-tiap berkas dari klien untuk memastikan tidak ada berkas yang rusak, kurang, atau lebih.

(Bersambung ke bagian kedua: Yang harus dilakukan)

05/01/2011

Tes Sertifikasi Nasional HPI Februari 2011

Filed under: Uncategorized — Tag: — Ade @ 14:26

Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI) akan kembali mengadakan Tes Sertifikasi Nasional (TSN). Tes akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 12 Februari 2011, di PDB HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pasangan bahasa yang diujikan masih sama dengan sebelumnya, yaitu bahasa Indonesia – bahasa Inggris dan sebaliknya.

Perlu dicatat bahwa peserta TSN hanya anggota HPI. Penerjemah yang belum menjadi anggota HPI bisa menghubungi Sekretariat HPI (sekretariat at hpi.or.id) untuk mendaftar sebagai anggota. Anggota HPI yang ingin mengikuti sertifikasi ini bisa mulai mendaftar dari tanggal 3 Januari 2011 melalui email ke Panitia TSN dan membayar biaya tes sebesar Rp. 1.000.000.

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi Panitia TSN (tsnhpi at gmail.com).

Beberapa tanggal penting:
Pendaftaran: 3-24 Januari 2011
Pemeriksaan prasyarat: 10-31 Januari 2011
Pembayaran biaya tes: 17 Januari -5 Februari 2011
Pelaksanaan tes: 12 Februari 2011, pukul 09.00-13.00

26/08/2010

Mengelola Portofolio Klien

Filed under: Uncategorized — Tag: — Ade @ 22:38

Pernahkah Anda menghadapi skenario seperti ini: menghabiskan waktu satu bulan penuh menerima puluhan proyek terjemahan, tapi ketika akhir bulan Anda dapati tak satu rupiah pun masuk ke rekening Anda; atau melewati satu minggu bekerja habis-habisan, lembur hingga 12 jam per hari, tapi tiga minggu berikutnya Anda mati kebosanan karena tidak mengantongi pekerjaan apa pun untuk diterjemahkan. Jika Anda punya banyak langganan tapi peristiwa di atas tetap terjadi, mungkin sudah saatnya Anda mengelola portofolio klien Anda.

Anda mungkin punya banyak klien yang rutin memberikan pekerjaan terjemahan. Namun ingat, sumber daya kita terbatas. Jika tidak memiliki prioritas, kita cenderung akan mengerjakan apa yang ada di depan mata. Padahal tiap-tiap klien menyimpan nilai yang berbeda bagi bisnis Anda. Kumpulan klien yang tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan laju bisnis terjemahan tidak optimal. Mengelola portofolio berarti menentukan klien yang akan diprioritaskan berdasar kriteria tertentu, demi mencapai sasaran bisnis tertentu.

Untuk mulai mengelola portofolio klien, Anda dapat membuat daftar lengkap pelanggan Anda. Dari daftar ini, Anda akan melihat bahwa sejumlah klien mempunyai karakteristik yang kurang lebih sama. Kita dapat memecah daftar yang ada ke dalam beberapa kategori, seperti individu, perusahaan, agensi lokal, agensi internasional, dan sebagainya. Apabila perlu, Anda dapat memecah kategori ini menjadi lebih kecil, misal individu A dan B, jika kedua kelompok klien itu menunjukkan karakteristik yang berbeda.

Beberapa karakteristik yang dapat kita jadikan pertimbangan, selain tarif tentunya, misal:

  • Jangka pembayaran

Tidak semua klien membayar dalam jangka waktu yang sama. Ada klien yang membayar tunai; ada yang dalam jangka tertentu. Klien yang tarifnya tinggi tapi pembayarannya setiap 60 hari sekali tidak lebih baik untuk bisnis kita dari klien yang tarifnya biasa tapi membayar setiap 30 hari sekali.

  • Risiko gagal bayar

Risiko kegagalan menagih utang agensi yang berada di luar negeri lebih besar daripada risiko menagih utang agensi yang berada satu kota dengan kita. Klien perseorangan yang tiba-tiba datang untuk menerjemahkan teks dalam jumlah besar memiliki risiko gagal bayar yang lebih besar daripada perusahaan bonafide yang sudah sering memberi kita pekerjaan terjemahan.

  • Frekuensi Pekerjaan

Perusahaan yang tarifnya biasa tapi menyodorkan pekerjaan setiap hari tentu bisa lebih berharga bagi kita daripada perusahaan yang membayar tarif mahal tapi hanya memberikan pekerjaan satu tahun sekali. Sebaliknya, agensi yang mengirimkan pekerjaan setiap hari tapi pembayarannya lambat akan menyita waktu kerja, sekaligus memberatkan arus kas usaha terjemahan kita.

  • Tenggat

Agensi biasanya tenggatnya sangat ketat sedang penerbit seringnya menyediakan tenggat yang cukup longgar. Order terjemahan dengan tenggat longgar bisa menjadi cadangan pekerjaan sehingga kita selalu mempunyai pekerjaan terjemahan di tangan. Pengelolaan sumberdaya kita untuk tenggat yang longgar juga lebih mudah.

Dengan memperhatikan beberapa ciri di atas dan kategori yang telah kita tetapkan, Anda bisa menyusun tabel seperti di bawah. Kolom persentase kita isi dengan persentase volume pekerjaan yang kita terima dari masing-masing kategori klien. Selanjutnya, Anda perlu melakukan penilaian pada masing-masing kategori. Tabel di bawah dan penilaiannya dapat Anda kembangkan sendiri sesuai klien yang Anda miliki dan ciri masing-masing yang tentunya lebih Anda pahami.


Persentase Tarif Pembayaran Risiko Frekuensi Tenggat
Individu 8% Baik Cepat Tinggi Rendah Panjang
Perusahaan 17% Baik Lambat Rendah Tinggi Panjang
Agensi Lokal 20% Jelek Lambat Rendah Tinggi Singkat
Agensi Internasional 25% Baik Lambat Tinggi Rendah Singkat
Penerbit 30% Jelek Lambat Rendah Tinggi Panjang

Dengan tabel seperti ini, kita bisa dengan mudah menentukan prioritas sesuai dengan sasaran bisnis kita. Misal kita ingin memperbaiki arus kas masuk agar tidak selalu sibuk bekerja tapi tidak menerima pembayaran pada akhir bulan. Kita perlu mengurangi volume pekerjaan dari agensi internasional yang pembayarannya lambat, dan mencari tambahan volume dari Individu yang tarifnya, berdasarkan tabel di atas, sama baik tapi dengan jangka pembayaran lebih cepat.

Untuk mengurangi risiko gagal bayar, misalnya, kita perlu mengurangi persentase volume permintaan dari klien yang risikonya tinggi. Kita tentunya tidak ingin sebulan penuh mengerjakan proyek raksasa dari sebuah agensi internasional, tidak sempat memenuhi permintaan klien yang lain, tapi ketika tiba saatnya menerima pembayaran, klien menghilang tanpa bekas. Jika selama ini kebanyakan klien kita terdiri dari agensi internasional yang risiko gagal bayarnya tinggi, kita perlu mulai mencari agensi lokal juga yang meskipun tarifnya lebih rendah tapi risikonya lebih kecil.

Contoh berikutnya, jika tidak ingin kebosanan menghabiskan berminggu-minggu tanpa pekerjaan terjemahan, kita harus mencari pesanan dari klien yang volumenya atau frekuensinya tinggi dengan tenggat yang longgar. Klien perseorangan, meskipun tarifnya baik, tapi frekuensi rendah. Jika kita terlalu banyak menghabiskan waktu mengurusi klien ini,  kita bisa-bisa harus melewati berminggu-minggu tanpa menerjemahkan. Solusinya, kita bisa mencari order terjemahan dari penerbit yang bisa membagikan volume pekerjaan yang besar. Dengan demikian, di saat tidak ada pekerjaan terjemahan dengan tenggat yang ketat, selalu ada terjemahan yang bisa dikerjakan.

Beberapa contoh di atas setidaknya dapat menampilkan gambaran singkat bagaimana kita dapat menggunakan tabel yang sederhana untuk mengelola portofolio klien kita. Dengan pengelolaan ini, kita bisa dengan sadar menentukan klien yang ingin kita utamakan dalam memenuhi sasaran bisnis kita. Yang perlu diingat, seiring waktu, tentunya sasaran bisnis dan sumberdaya yang kita miliki akan berubah, karena itu menilik dan menata ulang portofolio klien kita wajib dilakukan secara berkala.

« Newer PostsOlder Posts »

Powered by WordPress