Ade Indarta tentang menjadi seorang penerjemah

09/04/2013

Sertifikasi Manajemen Proyek Pelokalan

Filed under: Uncategorized — Ade @ 20:26

Saya baru saja berkesempatan mengikuti Sertifikasi Manajemen Proyek Pelokalan (Localization Project Management Certification) yang diadakan oleh The Localization Institute di Singapura pada tanggal 8-9 April 2013. The Localization Institute sendiri merupakan salah satu organisasi ternama di industri pelokalan yang menyediakan pelatihan, seminar, dan konferensi untuk komunitas pelokalan internasional. Sertifikasi ini pada dasarnya merupakan penerapan standar Project Management Institute (PMI) dalam bidang pelokalan. Peserta sertifikasi ini disyaratkan memiliki pengalaman 3-5 tahun dalam manajemen proyek pelokalan.

LPMC-Logo-New-11-12

Saya sudah lama tertarik untuk mengikuti sertifikasi ini. Namun baru kali ini saya bisa ikut karena tahun ini sertifikasi ini diadakan di Singapura. Biaya pendaftaran sertifikasi ini cukup mahal kalau dirupiahkan, sekitar Rp14 juta (USD1450).  Untuk bisa mengikuti tes sertifikasi, saya harus merampungkan terlebih dahulu kelas online selama 12 jam dan mengikuti lokakarya selama 2 hari.

Materi kelas online bisa dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama menjabarkan pengetahuan praktis tentang pelokalan. Beberapa topik menarik yang dibahas dalam bagian ini antara lain mengenai karakteristik perusahaan global, 5 model localization maturity dalam perusahaan, dan pengaruh teknologi dalam industri ini, seperti tren pendekatan agile dalam mengelola proyek pelokalan, crowdsourcing, sistem pengelolaan terjemahan berbasis cloud-computing, MT dan post-editing, dsb.

Sementara itu bagian kedua membahas tentang teknis manajemen pengelolaan proyek pelokalan sesuai dengan standar PMI. Proses manajemen proyek yang dibahas dalam bagian ini mulai dari project initiation, budgeting  scheduling, execution, monitoring, hingga project closure. Selain itu, materi penting lainnya yang diajarkan antara lain manajemen risiko, manajemen komunikasi, dan manajemen kualitas. Daftar kurikulum lengkap kelas online ini bisa dibaca di sini.

Di Singapura, lokakarya selama 2 hari diadakan di sebuah pusat pelatihan di daerah Kembangan. Di lokakarya ini saya bisa bertatap muka secara langsung dengan fasilitator, Willem Stoeller, dan juga peserta lain yang mengikuti sertifikasi. Untuk sertifikasi kali ini ada 8 peserta yang mengikuti. Saya kebetulan satu-satunya peserta dari Singapura. Seorang peserta merupakan Manajer Operasional dari sebuah agensi di Amerika. Seorang lainnya merupakan Manager Pelokalan dari SAS Institute, Taiwan. Seorang lagi adalah Manajer Proyek dari sebuah agensi di Kamboja. Empat peserta lainnya merupakan rombongan dari tim pelokalan NetApp.

Hari pertama lokakarya diisi dengan tiga sesi kerja kelompok setelah sebelumnya fasilitator memberikan satu sesi ulasan materi yang telah kami pelajari melalu kelas online. Di masing-masing sesi ini kami dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi, menyusun, dan mempresentasikan beberapa proyek fiktif dengan penekanan pada materi Work Breakdown Structure, Localization Maturity, dan Manajemen Risiko.

Pada hari kedua lokakarya, kami berkesempatan untuk mendengarkan presentasi studi kasus dari beberapa penyaji. Hari kedua ini dimaksudkan agar kami bisa melihat lebih jauh penerapan materi yang telah kami pelajari sebelumnya di dalam kehidupan nyata. Penyaji pertama dan kedua merupakan perwakilan dari Autodesk. Mereka menjabarkan proses pelokalan produk dan dokumentasi di Autodesk dan peran Manajer Proyek di perusahaan tersebut. Penyaji kedua merupakan seorang konsultan pelokalan, Angelika Zerfass, yang menceritakan pengalamannya menangani proyek pembuatan pusat data terminologi di sebuah perusahaan. Sementara pembicara terakhir, Andrew Lawless, mengajak peserta berdiskusi tentang pendekatan yang bisa diambil dalam memelihara hubungan dengan pemangku kepentingan proyek pelokalan.

Lokakarya hari kedua ini kemudian ditutup dengan tes sertifikasi yang berlangsung selama 2 jam. Materi yang diujikan dalam tes ini merupakan materi yang telah kami pelajari melalu kelas online dan juga materi dari lokakarya hari pertama.

08/03/2013

Jangan Berhenti Pada Tataran Kata

Filed under: Uncategorized — Ade @ 09:45

Penerjemah pemula sering mentok saat menerjemahkan jika menemui kata atau istilah yang sulit dicari padanannya. Padahal dalam menerjemahkan objek kita seharusnya adalah teks, bukan kata. Kalau fokus kita saat menerjemahkan adalah menyampaikan pesan teks bahasa sumber ke bahasa sasaran, niscaya masalah yang seperti ini akan jarang kita temui.

Jika memang belum terbiasa, bisa dilatih dengan melihat dari tataran yang lebih tinggi saat menemui masalah. Misal, saat menerjemahkan kita kesulitan menemukan padanan kata tertentu, coba berhenti sejenak. Pindahkan fokus dari kata yang bermasalah ke tataran yang lebih tinggi, yaitu kalimat secara utuh. Apakah kata sumber itu memang harus dipadankan dengan satu kata dalam bahasa sasaran? Ataukah bisa kita lesapkan ke dalam kalimat itu melalui penggunaan kata lain? Atau bahkan bisa kita hilangkan sama sekali.

Catatan: hal ini dipaparkan panjang lebar dalam buku Mona Baker “In Other words”.

Powered by WordPress